Kampar  

Curhat Warga Gading Marpoyan Soal Banjir dan Jalan, Begini Respon Cabup Yusri

Wawasannusantara.com, Pandau Jaya — Pasangan Calon Bupati Kampar Nomor Urut 2 Drs H Yusri, MSi melaksanakan kampanye dialogis di sejumlah titik di Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Sabtu (05/10/2024).

Ditengah guyuran hujan di Perumahan Gading Marpoyan, ratusan masyarakat tetap menyambut hangat kedatangan Yusri dan rombongan.

Tampak hadir dalam kegiatan ini Anggota DPRD Kabupaten Kampar dari Fraksi Partai Demokrat H Tony Hidayat dan sejumlah tokoh masyarakat.

Pada pertemuan ini tokoh masyarakat Gading Marpoyan Isdarman mengungkapkan sejumlah persoalan yang dihadapi masyarakat di Gading Marpoyan.

Persoalan pertama adalah masalah jalan yang belum seluruhnya diaspal. Ada dua ruas jalan yang urgen yang perlu diaspal karena jalan ini menuju sekolah dan jalur ini ramai dilewati warga. Dua ruas jalan ini adalah Jalan Arrahim 2 dan Jalan Arrahim 3.

Warga di sini sudah mengajukan ke Pemerintah Kabupaten Kampar tapi tak kunjung direalisasikan.

Kemudian warga juga menyampaikan daerah mereka merupakan daerah langganan banjir. Ketinggian banjirnya mencapai satu meter lebih.

Menanggapi permintaan warga, Calon Bupati Kampar Drs H Yusri, MSi menyampaikan, kondisi di beberapa perumahan di Siak Hulu hampir sama.

Selain masalah infrastruktur, masyarakat di Siak Hulu sangat berharap adanya kantor pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

Menurut Mantan Sekretaris Daeeah (Sekda) Kampar ini, untuk mengatasi hal itu, solusinya adalah mendirikan kantor UPD Disdukcapil Kampar. Sementara untuk mengatasi permasalahan fisik, sarana prasarana itu membutuhkan anggaran yang cukup besar.

Jika dirinya diamanahkan sebagai Bupati Kampar, dia sudah mempersiapkan langkah-langka bagaimana Kampar bisa meraup anggaran dari pemerintah pusat & pemerintah Provinsi lebih banyak lagi.

Disamping itu, perlu dioptimalkan pendapatan asli daerah dari penerimaan pajak dan retribusi terutama dari daerah Siak Hulu sendiri karena selama masyarakat di sini tidak ber-KTP Kampar maka potensi retribusi dan pajak dari transaksi belanja masyarakat seperti pembelian kendaraan bermotor masuk ke wilayah tetangga, Pekanbaru.

“Kalau uang kita banyak, maka masalah banjir, jalan yang rusak tidak ada lagi,” pungkas Yusri.***